Sabtu, 17 Agustus 2013

kembali kepangkuan Illahi, setiap insan di muka bumi ini."Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu kepadamu dan telah kuridhai Islam itu sebagai agamamu." (QS. 5:3) Ayat ini turun ketika wukuf di Arafah pada hari Jumát sesudah ashar ketika Rasulullah menajalankan haji wada'. Disaat itu beliau merasakan betapa beban berat beban wahyu itu hingga onta yang bernama ghaswa' yang ditungganginya menderum seketika. Setelah itu Jibril pun mengatakan, "Wahai Muhammad, urusan agamamu selesai sudah, perintah dan larangan Alloh juga berhenti. Untuk itu hendaknya segera engkau kumpulkan seluruh sahabat kemudian beri tahu mereka bahwa saya tidak akan turun lagi kepadamu." Dikala Rasulullah telah kembali ke Madinah maka beliau segera mengumpulkan para sahabat dan membacakan ayat tadi, dan tidak lupa menyampaikan pesan Jibril as. Kebanyakan para sahabat kegirangan mendengar bawa Islam telah sempurna, namun Abu Bakar malah sebaliknya, dia segera saja pulang menutup pintunya kemudian menumpahkan tangis siang dan malam. Sikap Abu Bakar ini kemudian didengar para sahabat lainnya, kemudian mereka beramai-ramai mendatanginya seraya mengatakan, "Mengapa anda menangis dalam kondisi yang semestinya bersuka cita, terutama agama kita sekarang telah sempurna?!" begitu mereka bertanya seakan memprotes sikap Abu Bakar. "Wahai para sahabat, kalian betul-betul belum menyadari musibah yang akan menimpa kita. Mengertilah kalian bahwa jika suatu perjuangan itu telah dikatakan sempurna, tentu saja hanya tinggal menunggu saat berpisahnya. Dan ayat yang baru turun itu jelas sebagai pertanda bahwa Hasan dan Husein sebentar lagi akan tidak memiliki kakek, tidak lama pula para istri Rasulullah akan menjadi janda," begitu Abu Bakar menjawab. Mendengar keterangan yang tidak disangka-sangka dari Abu bakar seperti ini, mereka tersentak dan langsung bertangisan, sedangkan Abu Bakar yang ketika itu berada dalam bilik, juga bertambah deras air matanya. Sebagian sahabat ada yang segera memberi tahu Rasulullah mengenai sikap Abu Bakar dan kawan-kawannya yang bersedih itu. Maka secepatnya Rasulullah mendatangi mereka seraya bertanya, "Gerangan apa yang membuat kalian mengangis seperti itu?" Ali ra. yang masih agak tegar menjawab, "Begini ya Rasulullah! Abu Bakar dan kawan-kawannya berpendapat bahwa wafat baginda telah diambang pintu dan ayat yang turun (QS. 5:3) itu merupakan pertanda ke arah itu." "Kiranya memang begitulah adanya, dan Abu Bakar itu pada pihak yang benar. Memang kepulangan saya ke pangkuan Ilahi telah dekat, sudah saatnya pula au harus berpisah dengan kalian," begitu jawab Rasulullah. Ketika Abu Bakar mendengar sayup-sayup keterangan Rasulullah ini, dia tidak lagi mampu menahan kesedihan hatinya hingga beban itu dilepaskan dengan jerit yang begitu keras kemudian pingsan ditempat. Sahabat Ali sendiri pada akhirnya gemetaran, sementara para sahabat yang lain kebingungan hingga terjadi hiruk pikuk dan desah yang panjang. Akhirnya mereka menumpahkan tangis yang sejak tadi tertahan, seolah-olah gunung-gunung, bebatuan, para malaikat dan hewan di lautan dan yang merayap di daratan mengiringi tangis mereka. Setelah keadaan dirasakan membaik, Rasulullah berjabatan tangan dengan mereka satu persatu dan berpamitan seraya menitipkan berbagai pesan yang akan menjadi pegangan hidup mereka. Delapan puluh hari dari terjadinya peristiwa ini, Rasulullah pun wafat. Namun sebelum itu para sahabat masih sempat berkumpul di rumah 'Aisyah Ummul Mu'minin di mana Rasulullah berdiam di sana. Ketika beliau melihat kami, kedua belah mata beliau tampak sembab seraya mengatakan : "Bahagia bertemu kalian, semoga kalian tetap mendapat rahmat Alloh. Kali ini aku berpesan pada kalian, hendaklah kalian selalu bertakwa kepada Allohh. Saat ini telah begitu dekat perpisahan antara kita, aku akan segera kembali ke haribaan Alloh menuju surga Jannatul Ma'wa. Nanti setelah aku wafat, Ali agar memandikan jenazahku. Fadhal bin Abbas hendaknya yang menuangkan air dibantu oleh Usamah bin Zaid. Kafanilah aku dengan bajuku ini, boleh juga ditambah kain putih negeri Yaman. Dan jika kalian telah memandikan, taruhlah aku diatas tempat tidurku ini di dalam rumah ini juga, kemudian turunkalah ke liang lahat. Setelah itu hendaknya kalian menyingkir sebentar di mana Alloh akan mencurahkan rahmat-Nya. Jibril juga akan berdoa lantas Mikail, Israfil, Malaikat Maut beserta bala tentaranya, kemudian baru malaikat-malaikat yang lain. Setelah itu kalian bisa masuk secara berkelompok melakukan shalat." Demi mendengar keterangan memilukan ini, para sahabat tidak bisa lagi menahan tangisnya. Dan ketika itu pula ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau sebagai utusan kami, laksana lilin yang menyinari kegelapan kami serta pembimbing segala urusan kami. JIka engkau wafat, kepada siapa kami mengadu?"